Insiden Penyerangan Laser P-8A Poseidon US Navy, "Bagian Pertama": PLAN "Melaser" P-8A US Navy Dengan Cara Yang Tidak Aman dan Tidak Profesional.
Sebuah kapal perusak (Destroyer) Tiongkok telah "melaser" pesawat patroli maritim Angkatan Laut AS (US Navy) P-8A Poseidon yang beroperasi di perairan internasional sekitar 380 mil di barat Guam, Armada Pasifik AS mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Laser tidak dapat dilihat oleh mata manusia tetapi ditangkap oleh sensor yang ada di pesawat, yang merupakan varian dari Boeing 737 yang telah ditingkatkan dengan sensor dan sistem untuk mendukung pelacakan permukaan dan target bawah laut.
Insiden tersebut, yang oleh PACFLT disebut sebagai tindakan "tidak aman dan tidak profesional," terjadi pada tanggal 17 Februari dan baru saja diumumkan oleh Angkatan Laut.
Laser kelas senjata atau "Weapon-Grade Laser" berpotensi menyebabkan kerusakan serius pada awak pesawat dan pelaut, serta sistem kapal dan pesawat, kata PACFLT dalam pernyataannya tersebut.
Perusak yang terlibat tampaknya adalah Hohhot, Tipe 052D atau penghancur kelas Luyang III di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok. Perusak atau Destroyer tersebut, dengan nomor klasifikasi 161, adalah salah satu dari sekian banyak kapal perusak Cina yang lebih baru dan memasuki armada tahun lalu, menurut laporan berita.
Pernyataan PACFLT mengatakan bahwa "lasing" atau tindakan "melaser", adalah melanggar perjanjian bilateral dan multilateral antara Angkatan Laut AS (US Navy) dan Tentara Angkatan Laut Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAN), termasuk perjanjian tahun 2014 yang secara khusus mencatat bahwa penggunaan laser dapat menyebabkan kerusakan pada personel atau kerusakan pada peralatan.
Kapal Type 052D Destroyer "Hohot".
Berikut ini adalah pernyataan lengkap dari Armada Pasifik AS (Dalam Terjemahan Bahasa Indonesia):
"PEARL HARBOR, Hawaii - Sebuah pesawat patroli maritim P-8A Poseidon yang diterbangkan oleh Angkatan Laut AS (US Navy), "dilaser" oleh kapal perusak Angkatan Laut Republik Rakyat Tiongkok (PLAN) 161 pada tanggal 17 Februari ketika sedang terbang di wilayah udara di atas perairan internasional sekitar 380 mil di barat Guam.
P-8A tersebut beroperasi di wilayah udara internasional sesuai dengan peraturan dan ketentuan internasional. Tindakan Kapal Perusak PLAN dinyatakan sangat tidak aman dan tidak profesional.
Selain itu, tindakan tersebut juga melanggar Kode untuk Pertemuan yang Tidak Direncanakan di Laut atau, "Code for Unplanned Encounters at Sea (CUES)", sebuah perjanjian multilateral yang dicapai pada Simposium Angkatan Laut Pasifik Barat tahun 2014 untuk mengurangi kemungkinan insiden di laut. CUES secara khusus membahas penggunaan laser yang dapat menyebabkan kerusakan pada personel atau kerusakan pada peralatan. Tindakan Kapal Perusak (Destroyer) milik PLAN tersebut juga tidak konsisten dengan "Memorandum of Understanding (MOU)" antara Departemen Pertahanan AS dan Departemen Pertahanan Nasional RRC mengenai aturan perilaku untuk keselamatan udara dan pertemuan laut.
Laser, yang tidak terlihat dengan mata telanjang, ditangkap oleh sensor bawaan P-8A. Laser tingkat senjata atau "Weapons-grade lasers" berpotensi menyebabkan bahaya serius bagi awak kapal dan pelaut, serta sistem kapal dan pesawat terbang.
P-8A ditugaskan untuk VP-45, yang berbasis di Jacksonville, Florida, dan dikerahkan ke Pangkalan Angkatan Udara Kadena di Okinawa, Jepang. Skuadron tersebut melakukan operasi rutin, patroli maritim dan pengintaian di wilayah operasi Armada ke-7 AS.
Pesawat Angkatan Laut AS secara rutin terbang di Laut Filipina dan telah melakukannya selama bertahun-tahun. Pesawat dan kapal Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum laut internasional.
Armada ke-7 AS adalah armada bernomor terbesar di dunia, dan dengan bantuan 35 sekutu beserta mitra bangsa maritim lainnya, Angkatan Laut AS telah beroperasi di kawasan Indo-Pasifik selama lebih dari satu abad, menyediakan pasukan yang siap dipercaya dan siap membantu menjaga perdamaian sekaligus mencegah konflik yang akan terjadi."
Sumber:
US Pacific Fleet
US Naval Institute
US Navy
Berlanjut ke "Bagian Kedua"...
Comments
Post a Comment